Javier Zanetti mengaku sadar kariernya sebagai pemain bola kini mulai mendekati masa-masa akhir. Kendati begitu, dia yakin masih memiliki peran penting di Inter Milan.
Pemain usia 39 tahun itu secara mengejutkan cuma menghuni bangku cadangan saat laga Serie A melawan Siena di Giuseppe Meazza akhir pekan lalu. Namun, hal itu tak ditanggapi berlebihan oleh Zanetti.
Dia merasa keputusan pelatih Andrea Stramaccioni adalah hal yang normal. Lagipula, dia sadar tak mungkin terus ditunjuk menjadi starter dalam semua pertandingan I Nerazzurri.
"Aku merasa fisikku masih bagus dan masih berguna di Inter. Tapi, aku sadar, cepat atau lambat, aku harus pensiun. Momen itu tidak begitu jauh lagi. Namun, aku tak begitu cemas akan hal ini," ucapnya.
"Dicadangkan saat melawan Siena adalah hal yang amat sulit. Sebab, sialnya kami kalah dan dari luar lapangan, kamu pasti menderita. Tapi, ini normal. Aku rasa pelatih tahu benar aku mendukungnya. Lagipula, ini akan terjadi cepat atau lambat," lanjut Zanetti.
Pemain asal Argentina itu pun mengungkapkan dirinya tahu persis tak akan lagi bisa terus dilibatkan di dalam tim. Hanya saja, dia tetap menyuarakan dukungannya terhadap sang allenatore.
"Mungkin, tak banyak pertandingan di mana aku bisa ambil bagian. Aku sadar akan kelahiran Inter yang baru. Aku di sini untuk sepenuhnya melayani pelatih. Dia tahu bisa mengandalkanku baik di dalam maupun luar lapangan," pungkas pemain yang sudah melakoni lebih dari 800 laga resmi bersama I Nerazzurri itu.
Antonio Cassano yakin Inter Milan bakal mampu meniru performa tandang mereka saat melakoni laga kandang menjamu Fiorentina pada Minggu (24/9) mendatang. I Nerazzurri kembali menuai tiga poin dalam laga tandang melawan Chievo Verona tadi malam.
Ini merupakan kemenangan ketiga dari tiga laga tandang Inter musim ini. Sayang, rekor kandang mereka justru berbanding terbalik. Giuseppe Meazza tidaklah angker bagi lawan-lawannya musim ini. Terbukti, Inter justru kalah dari Siena dan AS Roma di kandangnya itu.
Fenomena inilah yang ingin dihentikan Cassano. Dia mencetak gol kedua dalam laga semalam dan kini bertekad membawa performa serupa saat bermain di kandang akhir pekan nanti. Kemenangan menjadi harga mutlak saat menjamu La Viola dalam laga selanjutnya.
"Sekarang, kami akan memikirkan cara untuk mencetak beebrapa gol di kandang. Peluang terus datang, tapi sayang kami membuangnya. Tak mudah bagi siapa pun yang datang ke San Siro untuk bertahan. Tapi, kami akan melakukannya dan pada Minggu kami akan memainkan laga hebat melawan La Viola," tuturnya.
Berbeda dengan laga di Giuseppe Meazza, keberuntungan Inter selalu bagus saat melakoni laga tandang. Terbukti saat menyambangi markas Chievo Verona di Stadion Marc'Antonio Bentegodi, skuad asuhan Andrea Stramaccioni ini bisa menang 2-0, (26/9).
Sempat kesulitan meladeni permainan ketat tuan rumah, Inter baru bisa mengembangkan permainan pada pertengahan babak pertama. Memasang pola tiga bek dan satu penyernag tunggal, Inter bermain apik dalam memanfaatkan lebar lapangan.
Namun sialnya, pada menit ke-26 Inter sudah harus kehilangan Wesley Sneijder yang mengalami cedera. Posisinya terpaksa digantikan oleh Antonio Cassano, sebagai duet Diego Milito.
Dua menit menjelang babak pertama berakhir, peruntungan Inter membaik. Umpan Yuto Nagatomo berhasil dimanfaatkan Alvaro Pereira untuk membuka skor, sekaligus menjadi gol pertamanya bagi Inter. Tim tamu pun menutup babak pertama dengan keunggulan satu gol.
Pada babak kedua, Inter masih enggan mengendurkan tekanan. Demi menambah kreativitas, Stramaccioni coba memasukkan Walter Gargano menggantikan tempat Nagatomo. Pergantian itu pun membawa perubahan positif.
Pada menit ke-74, dua pemain pengganti memberi andil atas lahirnya gol kedua Inter. Umpan matang Gargano berhasil dimaksimalkan oleh Cassano untuk kembali memaksa kiper Stefano Sorrentino memungut bola dari gawangnya.
Bagi Cassano, ini menjadi koleksi gol ke-91 dari 317 penampilannya di Serie-A. Inter pun menutup laga dengan kemenangan 2-0, sekaligus berhak naik ke urutan empat klasemen dengan koleksi 9 poin, unggul selisih gol dari Lazio.
MILAN – Dari kekalahan Inter lawan Siena hingga periode sulit yang tengah dilalui klub-klub Milan, Massimo Moratti menerima pertanyaan dari para jurnalis yang menunggu di luar perkantoran Saras.
inter.it menyajikan kepada anda pernyataan dari sang presiden selengkapnya:
Bagaimana anda menginterprestasikan kekalahan dari Siena kemarin?
"Kekalahan ini datang pada saat yang buruk karena kami membutuhkan kemenangan – itu akan menjadi hal yang bagus, sebuah sinyal positif buat tim ini. Untuk para fans, yang bisa memahami momen yang tengah kami lalui, juga untuk tim ini, itu akan menjadi suntikan kepercayaan diri. Tapi mereka punya satu lagi peluang pada hari Rabu dan, jika kita bicara tentang San Siro, pada hari Minggu. Kini kami harus membanting tulang: kami punya material untuk melakukan itu, sang pelatih sangat cerdas dan mampu memahami segalanya, dan ada banyak pemain, jadi saya pikir sebuah solusi positif – yang akan mengembalikan kepercayaan diri kami – bisa ditemukan."
Kemarin sang pelatih mengatakan ia senang dengan cara tim ini bermain. Anda setuju?
"Saya harus bilang bahwa dalam pertandingan seperti ini sulit untuk menganalisis, bermain melawan sebuah tim yang – selain dari serangan balik mereka – berkumpul di pertahanan. Yang bisa kita lakukan adalah bermain seperti itu dan berusaha menemukan celah untuk masuk. Para pemain telah melakukan apa yang kami minta, tapi dalam situasi seperti itu ada elemen risiko dan kami harus menerima akibat dari risiko itu."
Apakah anda setuju dengan keputusan untuk beralih ke formasi tiga permain di belakang?
"Ya, kenapa tak dicoba? Tapi, saya akan membiarkan tanggung jawab itu – bukan sebuah beban tapi kesenangan dari tanggung jawab – kepada mereka yang lebih tahu, artinya sang pelatih dan para pemain itu sendiri. Jika mereka merasa lebih percaya diri dengan cara itu maka biarkanlah, itu akan jauh lebih baik, jadi, ya saya pikir tepat untuk mencobanya."
Apa pendapat anda tentang periode negatif yang tengah dialami klub-klub Milan?
"Ini bisa terjadi. Ini juga sangat terkait dengan krisi ekonomi yang memaksa AC Milan menjual sejumlah pemain mereka, sementara kami melangkah dengan penekanan pada pemain muda. Ini adalah faktor-faktor yang tak membuat kita merasa kita memiliki tim yang super, tapi kita berharap bisa menjadi seperti itu, meski semuanya bergantung pada kerja yang kita lakukan. Jika kita memiliki pemain seharga €20 juta bisa dipahami kita akan dikritik karena dengan segala yang berlaku kita tak bisa memiliki para pemain itu. Tapi, jika kita tak memiliki para pemain itu, ini situasi yang harus kita hadapi."
Tak banyak yang menduga Inter Milan bakal menderita kekalahan dari tamunya, Siena, (22/9). Termasuk mantan direktur I Nerazzurri, Gabriele Oriali yang mengaku terkejut dengan kekalahan 0-2 di Giuseppe Meazza itu.
Pria berusia 59 tahun itu merasa sulit menjelaskan mengapa Inter bisa kalah meski sejatinya mampu menguasai penuh jalannya pertandingan. Namun, dia juga tak memungkiri bahwa Siena pantas meraih kemenangan.
"Saya tak menyangka bakal menderita kekalahan. Saya pikir, banyak alasan mengapa Inter sebenarnya bisa menang. Namun, harus saya katakan juga bahwa Siena memang pantas meraihnya," tutur Oriali. "Inter bermain bagus, tapi gagal memaksimalkan peluang."
Pria yang pernah berurusan dengan segala aktivitas transfer Inter itu juga berharap Pelatih Andrea Stramaccioni segera menemukan solusi jitu demi keluar dari permasalahan pelik.
"Semoga Stramaccioni bisa segera menemukan solusi. Kami menghadapi Chievo pada Rabu, jadi masa pemulihan stamina sangat singkat," pungkas dia.
Milan - Inter Milan tampil dominan dan menciptakan banyak peluang saat menjamu Siena, tapi akhirnya menelan kekalahan. Andrea Ranocchia menyebut ini sebagai sebuah pertandingan yang aneh.
Bermain di Giuseppe Meazza, Minggu (23/9/2012) malam WIB, Inter lebih banyak menguasai bola. Statistik Soccernet mencatat mereka unggul possession hingga 60 persen.
Selain itu, mereka juga membuat 23 percobaan mencetak gol dengan 11 di antaranya tepat sasaran. Bandingkan dengan Siena yang cuma punya delapan tembakan dan tiga yang mengarah ke gawang.
Tapi, pada akhirnya dominasi Inter itu tak ada artinya. Siena yang keluar sebagai pemenang dengan skor 2-0 lewat gol-gol Simone Vergassola dan Francesco Valiani.
"Ini adalah pertandingan yang aneh," ucap Ranocchia yang dilansir situs resmi klub.
"Kami kalah meskipun punya banyak tendangan ke gawang, sepuluh, dan ada enam yang tak mengarah ke sasaran. Kemudian serangan balik membunuh kami," lanjutnya.
"Kami sudah melihat ribuan pertandingan seperti ini. Kalau Anda tak segera mencetak gol, maka Anda akan dihukum untuk itu, cepat atau lambat. Kami menciptakan begitu banyak peluang, tapi sulit melawan tim yang bertahan dengan sepuluh atau 11 orang di kotak penalti," beber bek 24 tahun ini.
Milan - Inter Milan hanya mampu meraih hasil imbang melawan Rubin Kazan dalam matchday pertama fase grup Liga Europa. Sempat ketinggalan dua kali, Nerazzurri menyudahi laga dengan skor 2-2.
Rubin lebih dulu unggul melalui gol Alexander Ryazantsev memanfaatkan bola rebound hasil penalti Bibras Natcho. Tetapi La Beneamata dapat menyamakan kedudukan lewat aksi Marko Livaja di menit ke-39.
Nerazzurri, yang memulai pertandingan dengan mencadangkan Diego Milito dan Wesley Sneijder, kembali tertinggal 1-2 setelah Salomon Rond�n mencetak gol di menit ke-84. Akan tetapi, tendangan voli Yuto Nagatomo di menit 90+2 berhasil menyelematkan Inter dari kekalahan di kandang sendiri.
Jalannya pertandingan
Publik Giuseppe Meazza sempet bergemuruh setelah tendangan bebas Antonio Cassano berhasil diselamatkan kiper Rubin, Vladislav Ryzhkov, ketika pertandingan baru berjalan tiga menit.
Akan tetapi, pada menit ke-16, justru Rubin yang berhasil mencuri gol lewat kaki Ryazantsev, memanfaatkan bola rebound hasil penalti Bibras Natcho. Wasit Deniz Aytekin menunjuk titik putih setelah Gokdeniz Karadeniz dijatuhkan Jonathan Moreira di kotak terlarang.
La Beneamata akhirnya mampu menyamakan kedudukan di menit ke-39. Bermula dari kombinasi Cassano - Cambiasso yang akhirnya di tuntaskan Livaja. Kedudukan 1-1 bertahan hingga turun minum.
Laga baru berjalan tiga menit di babak kedua, R. Eremenko sudah hampir membuat gol untuk Rubin. Beruntung kiper Inter, Samir Handanovic, berhasil menyelamatkan gawangnya.
Dari menit ke-55 hingga 57, Inter terus menekan dan mendapat tiga peluang melalui Livaja, Javier Zanetti, dan Philip Coutinho. Sementara Rubin juga sempat menekan melalui Ryazantsev di menit ke-56 dan sundulan Salvatore Bocchetti yang berhasil diselamatkan Handanovic pada menit ke-59.
Inter kembali mendapat peluang melalui tendangan bebas Fredy Guarin di menit ke-72, tetapi tendangan pemain Spanyol tersebut masih melenceng dari sasaran. Termasuk usaha Coutinho pada menit ke-76 yang berujung kegagalan.
Masuknya Diego Milito sejak menit ke-61 tak mampu membuat Inter unggul. Armada Stramaccioni itu justru kebobolan melalui gol Rondon di menit ke-85, memanfaatkan umpan terukur R. Eremenko.
Gol! Nagatomo akhirnya berhasil membuat Inter menyamakan kedudukan di masa injury time, hasil dari umpan Milito. Hingga babak kedua usai, skor 2-2 tetap bertahan hingga peluit panjang ditiupkan.
Inter Milan dan AC Milan mengalami nasib serupa pada musim ini. Kedua tim belum pernah merasakan kemenangan di kandang sendiri. Upaya Milan masih belum berhasil saat ditahan imbang Anderlecht di Liga Champions. Kini, giliran Inter yang mencoba peruntungan kala menjamu Rubin Kazan pada matchday 1 Europa League, Kamis (20/9).
Target yang diusung skuad Andrea Stramaccioni sudah cukup jelas, meraih tiga poin. Namun perjuangan tak cukup mudah. Tak cuma masalah tabu Giuseppe Meazza yang urung memberikan kemenangan selama tiga laga terakhir, lawan yang dihadapi pun tak bisa dipandang sebelah mata.
Rubin Kazan cukup berpengalaman di kancah Eropa. Selain itu, tren klub-klub Rusia pun tengah menanjak dalam beberapa tahun terakhir berkat gelontoran dana melimpah dari pemiliknya. Namun, Inter punya modal kenangan manis kala membungkam sang lawan di Giuseppe Meazza pada 2009 silam.
Modal kemenangan itu membuat I Nerazzurri sedikit di atas angin pada laga ini. Namun, Javier Zanetti dkk harus tetap waspada. Jika tidak menjaga konsentrasi selama 90 menit lebih, kekalahan dari Hajduk Split dan hasil imbang melawan FC Vaslui bisa terulang di Giuseppe Meazza. (irawan)
REKOR PERTEMUAN
Kedua tim pernah dua kali bertemu pada fase grup Liga Champions musim 2009-10. Imbang 1-1 di Rusia, dan Inter menang 2-0 di Giuseppe Meazza.
Pelatih Rubin Kazan pada 2009 lalu, Kurban Berdyev tak lagi bertemu dengan Jose Mourinho. Kini Inter dilatih Andrea Stramaccioni.
INTER
Rekor pertemuan Inter melawan klub Rusia adalah menang 12 kali, seri empat kali dan kalah dua kali.
Di Giuseppe Meazza, Inter menorehkan tujuh kemenangan, satu seri dan sekali kalah melawan klub Rusia. Dengan rekor tandang lima kali menang, tiga seri dan sekali kalah.
Sebelum tampil di fase grup Europa League musim ini, Inter mengoleksi hanya satu kemenangan dari empat laga kandang terakhir di kompetisi Eropa.
Sementara di Piala UEFA/Europa League, dari tujuh laga kandang terakhir, Inter hanya mampu meraih satu kemenangan, tiga imbang, dan tiga kekalahan.
RUBIN KAZAN
Rubin Kazan belum pernah mengalahkan tim Italia. Dari empat laga, rekornya adalah tiga kekalahan dan sekali imbang, dan hanya mampu mencetak satu gol.
Performa tandang Rubin Kazan tidak berbeda dengan Inter, hanya meraih satu kemenangan dari tujuh pertandingan terakhir di Europa League, dengan tiga kekalahan dan tiga imbang.
Rubin punya bek asal Italia, Salvatore Bocchetti yang berpengalaman menghadapi Inter. Dia juga pernah setim dengan pemain Inter, Rodrigo Palacio, Diego Milito dan Andrea Ranocchia kala di Genoa.
TURIN – "Saya senang karena sang pelatih memberi saya 45 menit dan saya tak mengira saya akan bermain sebanyak itu," kata Ricky Alvarez tentang kembalinya dia ke dalam tim setelah cedera lututnya.
"Adalah kerja dan bantuan para staf medis dan tim fisioterapi yang membuat saya ada di luar sana. Umpan silang saya untuk gol Cassano dengan tipuan Milito? Tak ada keraguan atas kualitas mereka," Alvarez tersenyum.
Milan - Hubungan Wesley Sneijder dengan pelatihnya di Inter Milan, Andrea Stramaccioni, dispekulasikan terganggu usai kemenangan atas Torino. Tetapi kini Sneijder menegaskan ia tidak memiliki masalah dengan Stramaccioni meski memang sempat sedikit kesal.
Dalam kemenangan 2-0 atas Torino, Senin (17/9/2012) dinihari WIB, Stramaccioni memutuskan untuk mengganti Sneijder saat pertandingan memasuki menit 66.
Pergantian pemain itu tampak disambut si pemain Belanda dengan kesal. Sneijder ketika itu langsung berlalu menuju ruang ganti dan tak duduk di bangku cadangan. Stramaccioni kabarnya juga tak disapa olehnya.
Akan tetapi, Sneijder lalu berusaha menjernihkan situasi dengan menegaskan bahwa hubungannya dengan Stramaccioni baik-baik saja dan tidak terganggu sama sekali. Mengenai reaksinya saat diganti, Sneijder mengaku memang sempat emosi sesaat.
"Kemenangan bagus hari ini! Memang sedikit kesal karena aku ingin terus bermain...Bukan karena aku bermasalah dengan pelatih," terang Sneijder dalam akun Twitter-nya yang dikutip Football Italia.
"Tapi aku tahu masih ada banyak pertandingan berikutnya... (Aku kini) Mempersiapkan diri untuk hari Kamis," lanjut Sneijder.
Pada hari Kamis tersebut atau Jumat (21/9) dinihari WIB, Nerazzurri akan memulai petualangannya di Liga Europa dengan menghadapi Rubin Kazan. Selain Rubin Kazan, Inter juga menghuni Grup H dengan Partizan dan Neftchi Baku.
Turin - Inter Milan meraih kemenangan keduanya pada musim ini setelah mengalahkan tuan rumah Torino dengan skor 2-0. Dua gol Nerazzurri diciptakan oleh Diego Milito dan Antonio Cassano.
Pada laga yang dihelat di Stadion Olimpico Turin, Senin (17/9/2012) dinihari WIB, Milito membawa tim tamu memimpin 1-0 pada menit kesepuluh. Tembakan terukur striker asal Argentina itu dari luar kotak penalti bersarang di pojok bawah gawang Torino.
Tiga menit kemudian, Angelo Ogbonna berpeluang mencetak gol untuk Torino. Tapi, tendangannya masih bisa ditangkap dengan sempurna oleh Samir Handanovic.
Di menit ke-25, giliran kiper Torino, Jean Francois Gillet, yang membuat penyelamatan. Gillet dengan sangat baik menepis tendangan bebas Wesley Sneijder.
Rolando Bianchi mengancam gawang Inter saat pertandingan berusia satu jam. Meski punya ruang tembak di kotak penalti, penyelesaiannya masih terlalu lemah dan dengan mudah diamankan Handanovic.
Tak berselang lama, Bianchi kembali tak mampu memaksimalkan peluang. Tendangan first time yang dilepaskannya masih bisa digagalkan Handanovic dengan kakinya.
Cassano memantapkan kemenangan Inter di menit ke-79. Usai menerima umpan Ricardo Alvarez dari sisi kiri, Cassano membalikkan badan dan dengan tenang menaklukkan Gillet.
Hasil ini mengangkat Inter ke posisi kelima dengan raihan enam poin dari tiga laga. Torino turun ke urutan kesembilan dengan tiga poin.
TURIN - Inter Milan mencoba bangkit di Turin. Bukan ke markas Juventus, melainkan ke Stadion Olimpico, kandang milik Torino, Minggu (16/9/2012) yang bakal disiarkan TVRI pada Senin (17/9/2012) dini hari, pukul 01.45 WIB.
Kekalahan dari AS Roma dua pekan lalu coba dihapus pasukan Andrea Stramaccioni. Sempat ada jeda laga internasional, sangat disyukuri Stramaccioni untuk me-restart penampilan anak-anak buahnya.
"Saya yakin pertandingan internasional penting untuk mengembalikan kondisi fisik beberapa pemain yang tak bermain," tandas Stramaccioni kepada Football Italia.
Tetapi, Inter justru harus mewaspadai kekuatan Torino yang baru promosi ke kasta tertinggi kompetisi Italia. Dua pertandingan awal, "Il Toro" meraih empat poin dengan catatan belum kebobolan.
Kehebatan barisan pertahanan ini tak lepas dari penampilan duet bek tengah, Kamil Glik dan Angelo Ogbonna. Sulit mengharapkan striker Diego Milito untuk menang duel udara melawan Ogbonna atau Glik. Jika mau sukses menaklukkan kiper Jean-Francois Gillet, Inter harus memanfaatkan kecepatan Antonio Cassano atau Wesley Sneijder.
Pada 15 September 1965, Inter Milan berhasil memenangi Piala Interkontinental untuk kedua kalinya dalam dua tahun beruntun. Raihan ini menyamai prestasi Santos yang berhasil menjadi juara pada 1962 dan 1963.
Adalah tim asal Argentina, Independiente yang harus merasakan pil pahit. Gagal meraih gelar yang sama dalam dua tahun berturu-turut dan dikalahkan lagi-lagi oleh Inter Milan.
Pada tahun sebelumnya (1964), Inter menang atas Independiente dalam tiga kali pertandingan. Sebab, kala itu penentuan juara hanya berdasarkan raihan poin dalam setiap leg, tak peduli berapa banyak gol yang dicetak.
Pada leg pertama di Buenos Aires (9 September 1964), Inter harus terlebih dulu takluk dari lawannya itu dengan skor 0-1. Tapi, mereka berhasil membalas 2-0 saat bermain di San Siro. Alhasil, laga di tempat netral harus dilaksanakan. Di Santiago Bernabeu, Madrid, La Beneamata menang 1-0 dalam perpanjangan waktu.
Belum terhapuskan kenangan pahit akibat dikalahkan Inter, Independiente harus kembali bertemu Inter pada ajang yang sama. Namun, lagi-lagi tak bisa berbuat banyak. Inter berhasil menang 3-0 pada pertemuan pertama di San Siro.
Peluang memang masih terbuka bagi klub asal Argentina itu. Sebab leg kedua dilaksanakan di hadapan sekitar 80 ribu pendukungnya sendiri. Kendati begitu, Inter yang kala itu dilatih Helenio Herrera juga tak ingin gelar yang sudah di depan mata sirna begitu saja. Alhasil, taktik catenaccio pun diperagakan.
Dengan pertahanan yang sempurna, untuk dua tahun berturut-turut, La Beneamata berhasil menggagalkan impian publik di stadion Avellaneda mengecap juara Piala Interkontinental. Laga pada 15 September 1965 itu berakhir 0-0.
Peluit pertandingan ditiupkan, Inter kembali memastikan diri sebagai juara Piala Interkontinental untuk dua tahun beruntun. Kemenangan pada 1965 itu menjadi penampilan terakhir Inter Milan di kompetisi ini, sementara Independiente berhasil memenanginya pada 1973 dan 1984. (JoPauline)
Intercontinental Cup 1964
1st leg (9 September 1964)
Venue: Buenos Aires
Stadion: Avellaneda
Wasit: M. A.Marques (BRA)
Independiente 1-0 Inter Milan (Mario RodrÃguez 59')
Independiente: Miguel Santoro, Juan Guzmán, Tomás Rolan, Roberto Ferreiro, David Acevedo, Jorge Maldonado (c), Raúl Bernao, Osvaldo Mura, Pedro Prospitti, Mario RodrÃguez, Raúl Savoy. Pelatih: Manuel Giudice
Inter Milan: Giuliano Sarti, Tarcisio Burgnich, Giacinto Facchetti, Carlo Tagnin, Aristide Guarneri, Armando Picchi, Jair da Costa, Alessandro Mazzola, Joaqim Peiró, Luis Suárez, Mario Corso. Pelatih: Helenio Herrera
2nd leg (23 September 1964)
Venue: Milan
Stadion: San Siro
Wasit: M. J. Gere (HUN)
Inter Milan 2-0 Independiente (Mazzola 8', Corso 34')
Inter Milan: Giuliano Sarti, Tarcisio Burgnich, Giacinto Facchetti, Saul Malatrasi, Aristide Guarneri, Armando Picchi, Jair da Costa, Alessandro Mazzola, Aurelio Milani, Luis Suárez, Mario Corso. Pelatih: Helenio Herrera
Milan - Inter Milan kini tak lagi seperti 5-6 musim sebelumnya ketika mereka menguasai persepakbolaan Italia. Era lama sudah habis, kini Nerazzurri sedang membangun lagi dinasti barunya kembali.
Usai kasus Calciopoli 2006 lalu, Inter kemudian jadi kekuataan dominan di Seri A dengan lima gelar Scudetto secara beruntun (termasuk satu hadiah di musim 2005-2006). Puncaknya adalah pada musim 2009/2010 ketika mereka meraih treble winners di bawah asuhan Jose Mourinho dan mendapat total 5 gelar di tahun 2010.
Namun, kepergian Mourinho plus minimnya regenerasi tim membuat prestasi 'Biru Hitam' menurun di musim berikutnya. Cuma meraih gelar Coppa Italia dan lima kali pergantian pelatih dalam kurun waktu setahun jadi indikasi betapa buruknya La Beneamata.
Alhasil musim lalu mereka cuma finis di posisi keenam dan tak lolos ke Liga Champions untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir. Eks bintang Inter asal Portugal, Luis Figo, menilai itulah tanda memang Il Grande Inter jilid kedua sudah habis.
Dengan racikan pelatih muda Andrea Stramaccioni, melepas sebagia besar bintang tua-nya dan memasukkan pemain-pemain yang lebih segar serta berpengalaman, Inter disebut Figo sedang membangun masa keemasanya yang baru. Dan Figo menilai hal ini membutuhkan waktu meskipun ia yakin jika Inter mampu melakukannya.
"Era Inter akan segera berakhir, tapi klub sedang bekerja keras untuk menjadi tim juara seperti tahun-tahun sebelumnya," ujar Figo yang kini menjabat Duta Inter itu.
"Scudetto? Kami sudah membuktikannya jika kami pantas mendapatkannya. Benar jika kami kehilangan kesempatan besar tampil di Liga Champions, baik dalam hal prestise serta pemasukan. Tapi kami ada di Liga Europa dan akan mencoba meraih titel juara di sana," pungkasnya seperti dilansir Football Italia.
MILAN - Pemain veteran Inter Milan, Javier Zanetti, dikabarkan akan menduduki jabatan Wakil Presiden "I Nerazzurri" setelah gantung sepatu.
Musim ini diprediksi jadi musim terakhir Zanetti sebagai pesepak bola profesional. Meski demikian, masa depan pemain berusia 39 tahun itu diperkirakan tidak akan jauh dari San Siro.
Seperti dilansir Football Italia, Selasa (11/9/2012), Presiden Inter, Massimo Moratti akan memberikan Zanetti jabatan penting sebagai wapres Inter.
Zanetti sendiri merupakan pemain pertama yang direkrut sejak Moratti memegang kendali Inter pada 1995. Baru-baru ini Zanetti merayakan laga ke-800 bagi "Il Biscione" sepanjang kariernya.
Milan - Kabar baik diterima Inter Milan terkait kondisi penjaga gawang utamanya, Samir Handanovic. Kiper asal Slovenia itu sudah pulih dari cedera dan dikabarkan siap bermain akhir pekan melawan Torino.
Handanovic sejak dibeli dari Udinese di musim panas lalu baru sekali bermain di laga kompetitif saat Inter kalah 0-2 dari Hajduk Split di Liga Europa. Setelahnya ia harus absen karena menjalani operasi pada meniskus lutut kanannya.
Ia sudah absen di empat laga kompetitif Inter, yakni dua kali di Play-off Liga Europa plus laga Seri A kontra Pescara dan AS Roma. Posisinya digantikan oleh Luca Castelazzi.
Penampilan Castelazzi sebenarnya tidak buruk-buruk amat sebelum kekalahan 1-3 dari Roma pekan lalu membuat kehadiran Handanovic dibutuhkan oleh Inter. Kabar baiknya adalah kiper 27 tahun itu sudah pulih dari cederanya dan kembali berlatih di Appiano Gentile.
Seperti dilansir Football Italia, Handanovic kemungkinan besar akan diturunkan oleh Andrea Stramaccioni saat Inter melawat ke Olimpico Turin guna menghadapi Torino di pekan ketiga Seri A akhir pekan ini.
Milan - Wesley Sneijder punya optimisme terhadap Inter Milan di musim ini. Dia yakin Nerazzurri bisa bersaing di papan atas untuk memperebutkan scudetto.
Inter mengawali Seri A musim 2012/2013 ini dengan kemenangan meyakinkan atas Pescara. Namun di pekan kedua, mereka kalah dari AS Roma.
Meski demikian, Sneijder tetap optimistis dengan daya saing Inter. Gelandang internasional Belanda itu yakin Inter tetap kompetitif.
Meski menyebut Juventus sebagai favorit, Sneijder optimistis Inter bisa mengalahkan sang juara bertahan itu. Selain Juve, gelandang internasional Belanda itu juga menyebut Milan, Napoli, dan Roma sebagai pesaing untuk scudetto.
"Aku pikir Juventus tidak jauh lebih kuat daripada Inter atau tim manapun. Kami bisa mengalahkan mereka," ujar Sneijder kepada Gazzetta dello Sport.
"Milan sepertinya terlihat hancur, tapi mereka selalu punya pemain yang hebat. Dan kemudian ada tim seperti Napoli dan Roma dalam persaingan untuk scudetto."
"Ini akan jadi musim yang panjang dan berat untuk kami semua. Juventus adalah juara bertahan dan favorit, tapi kami bisa mengalahkan mereka," tandasnya.
APPIANO GENTILE – Saat kita bertemu para sponsor, angka-angka ada dalam agenda, jadi sangat membatu jika angka-angka itu sehat seperti yang dimiliki Inter. Tamu kejutan Massimo Moratti, disambut dengan tepukan meriah, diundang untuk berbicara. Di sini angka-angka sangat penting, tapi begitu juga visinya untuk Inter. Berbeda dan unik. Ribuan terima kasih kepada mereka yang berinvestasi di Inter.
"Ini sebuah investasi yang telah saya lakukan bertahun-tahun. Saya percaya pada Inter, tak hanya dari sisi finansial tapi saya pikir Inter akan menjadi sebuah klub percontohan dan aspek investasi seperti ini yang saya sukai."
Nilai-nilai yang terkadang berarti melakukan pengorbanan, sebuah pendekatan yang disetujui oleh para suporter, baik di Italia maupun di luar negeri – terutama di luar negeri. Satu kata tentang Cina, kemudian perhatian beralih kepada aksi di lapangan karena "sukses keseluruhan kami bersama Inter terbantu oleh pencapaian kami di lapangan – itulah arti klub ini."
Andrea Stramaccioni mewakili kesinambungan dan modernisasi sekaligus. Sang presiden menjelaskan: "Saya tak terlalu berani saat memilihnya, saya pikir ia memiliki atribut yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan ini dan saya benar tentang kualitasnya sebagai manusia. Seraya mengakui masa lalu, ini adalah titik balik, dari sisi olahraga dan politik, dalam sebuah ekonomi yang harus memberi kami kekuatan untuk menemukan nilai-nilai positif. Kami bekerja lebih keras dan ini sebuah pelajaran yang baik bagi kehidupan. Dan kami lebih mengandalkan kreativitas."
Tim.
"Saya suka dengan kenyataan saya bisa memberikan kepercayaan kepada orang-orang muda dan mereka yang telah membuat sejarah di klub ini. Saya merasa bisa melakukan itu dan itu hal terbaiknya."
Bagaimana Andrea Stramaccioni bisa mengikuti itu? Ia bercanda bahwa mustahil untuk melebihi itu tapi ia bicara tentang perannya dalam proyek ini.
"Ini satu tahun yang sangat penting, di mana kami membangun di atas nilai-nilai inti Inter – yang sangat saya yakini. Ini satu tahun kunci, kami ingin kembali bersaing memperebutkan trofi, jalannya akan berat dan itulah sebabnya kenapa saya ingin berada di sini untuk berterima kasih kepada para mitra. Mereka memberi kami banyak kepercayaan diri dan berkat inilah kami bisa menciptakan sebuah kelompok yang lebih besar yang melebihi batas lapangan pertandingan."
Francesco Toldo mengumumkan 15 tahun berdirinya Inter Campus dan mempersembahkan brosur yang siap diluncurkan, yang dibuat oleh Skira. Dua ratus foto dari seluruh dunia, dengan Francesco menyatakan bahwa "Inter Campus itu unik."
Marco Fassone, yang diangkat sebagai chief executive tiga bulan yang lalu, adalah yang terakhir berbicara. Seorang individu profesional yang teliti, ia adalah bagian dari orde baru yang telah dibicarakan oleh sang presiden.
Tiga bulan adalah waktu yang cukup untuk memahami betapa uniknya Inter. Angka-angka mengkonfirmasi itu, tapi angka-angka itu saja tak bisa menjelaskan tak bisa menjelaskan kenapa.
MILAN – Agen Beppe Bozzo mendukung langkah kliennya, Antonio Cassano, melanjutkan karier sepakbolanya bersama Inter Milan. Dia juga mengatakan, mantan punggawa AC Milan ini akan sukses bersama Nerazzurri.
Seperti diketahui, kepindahan Cassano ke klub rival sekota, Inter, mengundang kontroversi dari rekan setimnya di Rossoneri. Pemain internasional Italia ini berlabuh ke Giuseppe Meazza dan ditukar dengan Giampaolo Pazzini.
“Cassano ke Inter Milan? Dia akan melakukan segalanya untuk mendapatkan inspirasi dalam hidupnya. Dalam hal ini, Inter ingin berjuang keras untuk kembali menjadi juara dan hasrat itu sangat mempengaruhi Cassano,” ujar Bozzo, seperti dikutip Tribalfootball, Kamis (6/9/2012).
“Apalagi, Andrea Stramaccioni selalu menunjukkan simpati kepada anak asuhnya. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kepindahan Cassano. Dia punya pikiran positif soal keputusan pindahnya ini,” tandasnya.
Saat ini, Cassano baru dua kali tampil membela Nerazzurri pada gelaran Serie A musim 2012/13 ini. Pemain 30 tahun ini pun telah menyumbang satu gol untuk La Beneamata, kala Inter menjamu AS Roma pada Senin, 3 September lalu.
MILAN – Pelatih FC Internazionale, Andrea Stramaccioni punya waktu sepuluh hari untuk memulihkan dan menyemangati lagi para pemainnya usai dikalahan AS Roma, akhir pekan lalu. Periode tersebut juga bisa digunakan Strama untuk membenahi segala kekurangan yang masih ada di skuatnya, khususnya lini belakang.
Ya, Inter punya kelemahan di lini belakang. Dua kekalahan di kandang pada ajang Liga Europa sebenarnya sudah menunjukkan kerapuhan pertahanan “I Nerazzurri”. Hal itu semakin diperjelas saat Roma tiga kali merobek jala Inter di giornata kedua. Total sudah tujuh gol bersarang di gawang Inter dari tiga laga kandang.
Pekerjaan penting yang harus dilakukan pelatih adalah membenahi teknik dan taktik permainan, terutama membangun kekompakkan di lini pertahanan. Strama dan stafnya di bidang atletik terus melakukan latihan khusus untuk Walter Samuel dan Samir Handanovic.
APPIANO GENTILE - inter.it menyajikan kepada anda bagian ke-2 dari wawancara esksklusif yang diberikan Marco Branca, direktur teknik Nerazzurri, kepada Andrea Paventi dari Sky Sport 24.
Andrea Ranocchia tampaknya menjadi bek yang menunjukkan penampilan paling positif sejauh ini musim ini. Apakah sempat ada kemungkinan ia dijual musim panas ini?
"Ada dua cara untuk menjawab pertanyaan ini: langsung mengatakan 'tidak’ atau menjelaskan dengan lebih baik. Tak pernah ada kebenaran dalam cerita itu dan Andrea selalu menjadi yang pertama yang mengaku bahwa ia tak bermain seperti yang seharusnya musim lalu. Kami tak pernah punya keinginan terkecil untuk menjualnya karena saat kita membuat keputusan mengenai pemain seperti ini kita harus yakin akan nilainya. Dan kemudian jika sesuatu tak berjalan dengan benar dan mempengaruhi kemampuannya untuk tampil bagus, maka kita harus memiliki kerendahan hati untuk memahami kenapa. Kami selalu memiliki kerendahan hati ini dan untungnya ia juga memilikinya, dan karenanya kita bekerja bersama untuk mengembalikan Andrea pada levelnya yang dulu."
Mari kita berbicara tentang dua transfer yang tak membuahkan hasil; kenapa Lavezzi dan Lucas tak menjadi pemain Inter saat ini?
"Untuk satu alasan yang sangat sederhana: karena dengan kemampuan kami kami menggulirkan bola lebih awal, terlalu awal, daripada yang lain. Dan jika kami berbicara tentang pemilihan waktu, maka kita harus menyesuaikan diri dengan waktu-waktu di pasar transfer, karena hal pertama yang ingin saya katakana kepada semua yang berkomentar tentang olahraga ini, yang sangat kami cintai, adalah bahwa dari kursi komentator kita harus mempertimbangkan situasi ekonomi secara umum pada saat tertentu. Jadi, kami memulai sebelum yang lain, tapi kami juga menyadari lebih dulu dari yang lain bahwa sejumlah perubahan – dan saya tak ingin menyebutnya penjualan – tak akan sesuai. Klub kami menjual para pemain seperti Maicon dan Julio Cesar yang telah membuat sejarah di sini, dan secara teknis saya yang membeli dan menjual keduanya. Itu bukan sesuatu yang menyenangkan saya tapi semua itu adalah hal-hal yang harus dilakukan, karena pada titik tertentu klub dan para pemain butuh rangsangan dan motivasi yang segar. Meski begitu, tak mungkin untuk membuat keputusan saat itu tanpa kondisi financial tertentu, jadi kami melepas mereka, juga karena tak seorang pun di Italia bisa bersaing pada harga tertentu – hanya empat atau lima klub di dunia yang bisa melakukan itu."
Menurut pendapat anda apakah transfer seperti Fredy Guarin dan Alvaro Pereira tak mendapat pengakuan yang selayaknya? Mungkin mengenai pemain Uruguay itu anda bisa memberi kami beberapa rincian lebih jauh, karena sebelum merampungkan kesepakatan anda praktis menghabiskan waktu dua hari di rumah presiden Porto...
"Saat saya di sana ada tiga tim, dua dari Inggris dan satu dari Jerman, yang praktis menawarkan nilai lebih tinggi daripada kami. Kunci dari operasi ini? Saya menyukai klub saya karena memiliki filosofi tertentu, yang tak mengingat gelar atau hal-hal lainnya, karena anda tak akan mendengar saya berkata saya direktur paling sukses dalam sejarah Inter, atau bahwa kami telah memenangi ini, itu atau hal lain. Ada filosofi yang mempertimbangkan kebaikan tim dengan kejujuran mutlak, secara intelektual dan praktek. Ada transfer yang telah kami lakukan dengan baik, dengan kemungkinan penghematan maksimal dan kami semua yakin bahwa mereka para pemain yang bisa membela kostum kami dengan baik. Mengenai bagaimana transfer itu dilakukan, itu urusan pribadi, tapi saya benar-benar harus berterima kasih – atas atmosfer, tak peduli siapa yang lebih baik – kepada presiden Porto karena kami sudah membuat penghematan lebih jauh lagi pada kesepakatan pertama, tapi mungkin juga karena itu adalah situasi di mana ikatan istimewa terjadi antara dua klub yang juga punya harmoni dalam cara menjalankannya."
Jika Mario Balotelli dan Mattia Destro menjadi pemain Inter saat ini, apakah mereka akan pergi, mengingat kondisi pasar transfer saat ini?
"Ini juga masalah pemilihan waktu. Sebagai contoh, Mario pergi setelah memenangi treble dan bahkan saat itu pun kami harus membuka diskusi tentang ekonomi, yang tak hanya berawal satu atau dua tahun lalu tapi mungkin lebih awal. Hanya, di masa lalu, atas nama cinta, gairah dan keterikatan, uang dihabiskan tak seperti seharusnya, seperti yang terjadi di hampir semua klub. Karenanya, dari sebuah perspektif perencanaan kita bisa mempertimbangkannya, tapi kemudian jika dalam momen tertentu itu pasar transfer hanya menawarkan kemungkinan itu untuk meraih uang maka kita harus melakukan pengorbanan kecil. Hal serupa berlaku bagi Destro, yang harus kami jual dalam situasi darurat karena Samuel cedera dan kami butuh investasi dalam sosok pemain muda Italia yang kuat. Ini juga demi masa depan kami dan karenanya, untuk mengurangi biaya, untuk membeli Andrea Ranocchia, kami harus melepas Destro yang merupakan bagian dari tim Primavera kami. Hal-hal seperti ini sangat sederhana."
Bagaimana anda menginterpretasikan pernyataan presiden Moratti kemarin saat ia mengomentari hat-trick Giampaolo Pazzini dalam debutnya di AC Milan ("Kami jelas tak membuat diri kami terlihat bagus untuk yang satu ini").
"Tanpa berpikir saya pikir saya juga mengatakan yang sama tentang kami karena saya percaya saat kita membuat keputusan kita bisa berkomentar tentang itu dalam sehari, yang berarti pada keesokan harinya, tapi kemudian kita harus yakin pada apa yang kita lakukan. Begitu saya mengatakan hal itu merupakan pilihan untuk tim yang dibuat Inter dan AC Milan, saya pikir hal itu harus selesai di situ."
Apakah Januari nanti akan menjadi bulannya Paulinho?
"Kami belum membuat keputusan apapun, atau membuat kesepakatan apapun. Kami berusaha untuk melakukan yang terbaik dalam jendela transfer ini. Kini, kami punya banyak pertandingan di hadapan kami dan kami harus mengambil semua sinyal dari semua itu untuk melangkah maju di liga dan Coppa Italia. Setelah itu, sekali lagi kembali kepada masalah pemilihan waktu, kami akan lihat apa yang ada buat kami Januari nanti."
Apakah ia pemain yang anda tandai atau bidik Januari nanti?
"Tidak ada lagi penandaan seperti itu sekarang. Kami memilih permainan modern."
Mempertimbangkan bagaimana tim Inter ini dibangun, seberapa jauh tim ini bisa melangkah? Melaju di semua kompetisi?
"Saat kita menjadi bagian dari Inter kita punya satu kewajiban; untuk berusaha selalu membidik yang puncak. Keinginannya adalah memiliki mentalitas untuk bertarung memperebutkan posisi-posisi tertinggi. Inilah keinginannya, dan kemudian jelas hasil di lapangan yang akan menentukan hal itu."